Anjungan Walisongo : Mengenal Sejarah Islam Lewat Miniatur Walisongo

0 comments


Sembilan orang wali yang terkenal dengan sebutan Wali Songo adalah penyebar agama Islam di Indonesia. Mengunjungi satu persatu makamnya, membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Di lokasi Wisata Bahari Lamongan (WBL) Jawa Timur, terdapat miniatur makam ke sembilan wali tersebut. Mengunjunginya bisa mengenang sejarah perjuangan mereka.

Berziarah ke makam 9 orang Wali Songo akan membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 1 minggu. Pasalnya, makam para wali tersebut, tersebar di berbagai kota di Jawa, yakni surabaya, gresik, Lamongan di Jawa Timur, Demak Kudus Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat.


Anda yang memiliki sedikit kesempatan untuk mengunjungi satu persatu makamnya, tak perlu risau. Ternyata, di lokasi Wisata Bahari Lamongan (WBL) di kawasan Tanjung Kodok Kecamatan Paciran, terdapat satu wahana berisi miniatur makam para wali tersebut. Miniatur ini, sengaja di buat mirip bentuk aslinya agar para pengunjung bisa mengenang sejarah perjuangan para wali dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Sebelum memasuki lokasi, terdapat sebuah miniatur gapura yang lazim terdapat pada setiap makam para wali. Gapura ini di kenal dengan nama Gapura Padhuraksa yang bentuk aslinya bisa di lihat di makam Sunan Sendang Duwur dan Sunan Drajat di Lamongan.

Sesuai urutan fase perjuangan para wali, miniatur pertama adalah miniatur makam Sunan Ampel. Replika ini mirip dengan makam Sunan Ampel asli yang ada di kelurahan Ampel Denta Surabaya. Di sini, terdapat patung-patung mini yang menggambarkan para santri Sunan Ampel sedang belajar ilmu agama.

Sedangkan pada miniatur masjid makam Sunan Muria, terdapat ratusan anak tangga mirip bentuk aslinya di Gunung Muria sekitar 18 kilo meter ke arah utara kota Kudus Jawa Tengah. Pada miniatur Sunan Muria ini, terdapat pula patung-patung mini yang menggambarkan Sunan Muria senang bergaul dengan rakyat jelata termasuk mengajari mereka cara bercocok tanam.


Sesuai dengan bentuk bangunan masjid para wali yang rata-rata menggunakan atap tumpang dari kayu, bangunan masji dan cungkup pada miniatur bangunan ini juga menggunakan bahan yang sama, guna mengingatkan kembali pada kondisi bangunan aslinya.

Tak hanya itu, di lokasi ini juga terdapat miniatur sebuah pesantren tempo dulu yang menggambarkan model pesantren para wali dengan rakyat jelata tengah belajar ilmu agama.

Dengan berbagai fasilitas yang ada ini, para pengunjung merasa terbawa kembali ingatannya pada perjuangan Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam. “Saya jadi terkesan dengan perjuangan mereka dalam menyebarkan agama Islam”, ungkap Nurul Islamiyah, salah seorang pengunjung.

Menurut pihak pengelola wisata, miniatur perjuangan Wali Songo ini sengaja di buat untuk memudahkan para pengunjung mengingat kembali jasa-jasa Wali Songo tanpa harus meluangkan waktu, biaya dan tenaga untuk berziarah ke masing-masing makam. “Dengan adanya miniatur ini, para pengunjung bisa berimajinasi se-akan-akan berkinjung ke makam 9 wali tersebut”, kata Umi Rasyidah, Staf Manager WBL.

Di penghujung lokasi, terdapat miniatur menara kudus, sebuah menara yang di bangun Sunan kudus untuk menarik perhatian masyarakat hindu kala berdakwah. Sebagaimana bentuk aslinya, arsitektur menara kudus ini lebih mirip dengan bangunan syimbol hindu. Dari atas miniatur menara, anda juga bisa melihat pemandangan laut yang begitu indah.

Bagi para pengunjung yang belum pernah berziarah ke makam Wali Songo, miniatur ini sekaligus menjadi pengalaman awal untuk merencanakan tour ziarah ke makam para wali. Tiket masuk hanya 45 Ribu Rupiah saja. Anda pun bisa menikmti keindahan pantai sembil mengenang sejarah.
Source: berita86.com

Artikel Terkait

Leave a Reply

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About

Hak Cipta Oleh Team Wisata dan Kuliner. Powered by Blogger.